If I Were You: Menjadi Guru Reading and Writing? Siapa Takut

 JURNAL REFLEKSI UNTUK GURU/ADMIN

Nama PTK : Ruth Junita

Berperan sebagai : Wali kelas 3 Nobel

Tugas : Guru Reading and Writing

Hari, Tanggal, Jam : Selasa, 21 November 2023, 07.30-08.40


If I Were You: Menjadi Guru Reading and Writing? Siapa Takut


Kegiatan If I Were You baru pertama kali dilaksanakan oleh Sekolah Regina Caeli. Kegiatan ini mirip dengan tayangan “Andai Aku Menjadi” yang tayang di Trans TV. Saya sangat menghargai pihak-pihak yang mengerahkan segala pemikiran dan waktu untuk membuat kegiatan ini menjadi kegiatan yang berkesan serta sarat dengan nilai-nilai pendidikan. 

Sebelum kegiatan If I Were You dilaksanakan, panitia melakukan sosialisasi kegiatan, dilanjutkan pembagian tugas menggunakan spin wheel. Saya mendapat peran sebagai Wali Kelas 3 Nobel dengan tugas mengajar Reading and Writing kelas 2 Plato. Ketika mendapatkan tugas ini, saya sangat senang. Di samping karena pelajaran Reading and Writing kelas dua tidak rumit, saya juga senang karena bertugas di unit SD.

Senin, 20 November 2023,  saya sudah mulai meminjam buku pegangan guru  dan bertanya kepada Ms. Kiki tentang materi terakhir yang sudah dibahas di kelas 2 Plato. Kemudian, saya membuat Lesson Plan untuk pembelajaran tersebut. Tidak lupa, saya juga mencari games serta lagu apa yang dapat kami nyanyikan saat pembelajaran. Saya menamakan dalam diri saya untuk tidak menggampangkan kegiatan ini. Walaupun saya mengajar kelas kecil, tetap saja harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan maksimal.

Pukul 07.20, bel berbunyi sebagai tanda para peserta didik dan guru bersiap untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Regina Caeli. Saya meminta para peserta didik untuk berdiri dengan rapi, dan menyanyi dengan sungguh-sungguh. Setelah menyanyi, kegiatan pembelajaran di buka dengan berdoa terlebih dahulu. Yang bertugas memimpin doa adalah Stephan. Sebelum saya meninggalkan kelas untuk kemudian mengajar di  kelas 2 Plato, saya memberi pesan-pesan dan motivasi kepada para peserta didik untuk belajar dengan baik. 

Pukul 07.30, saya mengajar di kelas 2 Plato. Ketika saya masuk ke dalam kelas, para peserta didik bergegas untuk memberi salam. Saya membuka pembelajaran dengan semangat. Saya menyapa para peserta didik dan menanyakan kabar mereka. Kemudian, saya menjelaskan kepada para peserta didik mengenai kegiatan pembelajaran pada hari ini.Yang merupakan inti dari pembelajaran hari ini adalah para peserta didik dapat menyebutkan macam-macam kegiatan sehari-hari. Para peserta didik di kelas 2 Plato sangat bersemangat untuk menyebutkan kegiatan sehari-hari dalam bahasa Inggris. Ketika saya meminta mereka untuk menyebutkan nama aktivitas berdasarkan gambar, mereka saling adu cepat untuk menjawab. Setelah pembahasan lewat gambar, saya meminta para peserta didik untuk menyanyi bersama. Mereka tidak malu untuk menggerakan tubuh mereka mengikuti irama musik. Kegiatan terakhir di kelas itu adalah games. Ketika para peserta didik diberikan games, saya dapat melihat mata mereka mulai berbinar dan tubuhnya melonjak kegirangan. Ungkapan terkenal “Homo Ludens” artinya manusia adalah makhluk bermain sangat benar adanya mengingat nature manusia baik itu anak-anak sampai orang tua menyukai permainan sebagai penyeimbang rutinitasnya.

Games yang saya berikan adalah menebak nama aktivitas menggunakan puzzle. Mereka berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tidak terasa waktu pembelajaran di kelas 2 Plato telah berakhir. Saya dan para peserta didik sangat bersukacita karena telah menyelesaikan pembelajaran tersebut dengan baik.

Saat saya menggantikan peran Ms. Kiki baik sebagai guru kelas maupun guru Reading and Writing saya dituntut untuk menjadi guru yang “siap sedia”. Siap sedia untuk belajar hal-hal yang baru, siap sedia untuk bertanya kepada teman, siap sedia untuk mempersiapkan pembelajaran yang menarik bukan asal jadi.

Sebagai guru Reading and Writing kelas 2, saya harus memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang mumpuni, kemampuan untuk mengondisikan kelas, kemampuan untuk melucu, dan kemampuan untuk bernyanyi bersama anak-anak. 

Dari pengalaman saya tersebut, saya berharap guru yang mengajar Reading and Writing di kelas 2 dapat menggunakan metode pembelajaran yang seru dan menarik misalnya dengan bernyanyi, bermain peran, menceritakan kembali informasi yang didapat, dll . Para peserta didik yang kita ajar sekarang, bukanlah peserta didik yang biasa, melainkan peserta didik yang luar biasa. Mereka sudah belajar bahasa Inggris sejak dini lewat YouTube, mereka mendapatkan bacaan-bacaan bahasa Inggris dengan mudah, mereka memiliki orang tua yang mayoritas paham menggunakan bahasa Inggris, dan mereka sudah terbiasa menonton film-film berbahasa Inggris. Jadi, bukan zamannya lagi untuk mengajar bahasa Inggris dengan cara konvensional di mana guru menjelaskan, siswa mendengarkan. 

Dari pengalaman saya dalam kegiatan “If I Were You”, saya memetik pelajaran bahwa: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23). Agar kegiatan If I Were You berjalan denga lancar, saya melakukan hal-hal seperti berikut:

  1. bertanya kepada guru Reading and Writing mengenai materi yang harus disampaikan

  2. berdiskusi dengan wali kelas mengenai karakteristik peserta didik di kelas tersebut

  3. membuat perencanaan pembelajaran, mencakup ucapan salam, materi inti, dan tebak-tebakan untuk para peserta didik

  4. mencari lagu yang sesuai dengan tema. Saya memilih lagu dengan judul  “This Is the Way

  5. mencari games yang sesuai dengan tema pembelajaran. Saya memberikan games dalam bentuk video puzzle

Demikian pengalaman saya mengajar sebagai guru Reading and Writing di kelas dua. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asesmen Pertumbuhan Anak Berdasarkan Standar Antropometri: Pendekatan untuk Memantau Status Gizi Anak dan Pertumbuhan Optimal

Guru: Mendidik Karakter Siswa Generasi Z